Kasih yang terpajang pada sorot matamu
Bersinar bagaikan Matahari
Mengalun bagaikan Puisi
Barangkali Mama memang sebuah puisi
yang diam – tapi perkasa, indah, dan lembut
Ah, lautan khayalan bersenandung
Berkelana tanpa peta - menyangkut pada potret-potret usang,
dan kisah lama, pada sepi yang saling menyentuh
dan senandung itu, lagumu, laguku, lagu kita
Ma..., Hidup memang tumpukan hari,
yang berlari, berpacu, dengan waktu,
denyut hati yang gelisah, luka dan sunyi
di tengah tawa, sukacita, dan berkat
Meskipun memang banyak yang tak sempat terucapkan
Timbunan sesal juga maaf
Timbunan sayang dan kasih
Tapi ku percaya…!
Dari seberang sana
Kasih yang berbinar disorot matamu
‘kan slalu memandang dalam diam dan tersenyum
Dengan cinta yg setulus mentary
Dengan kasih yg selembur sinar purnama
ah, begitu agung cintamu, Mama...
Kaulah dewi tercantik dalam hidupKu...!